
Genangan kenangan membasahi kedua
bola mataku pada suatu senja.
Ia menangisi semua sore
yang terlewati tanpa makna;
yang berakhir mengering ketika
genangan itu tak lagi bernyawa.
Genangan kenangan membasahi seluruh
rangkaian mimpiku pada suatu fajar.
Ia menangisi semua pagi
yang terlewati tanpa arti;
yang berakhir sedih seketika ketika
kenangan mesti mati di penghujung senja.
-Bantu Rembukan.com agar bisa terus menjadi media yang merangkul penulis-penulis dari desa, dengan cara traktir kami kopi di sini–
Monggo Komentare