
Hanya angin dan hanya sebilah keinginan di pikiran agar mampu
Menopang tubuhku yang dingin. Berjalan disela-sela juli dan agustus yang panas
Di taman itu, di taman yang harumnya bunga tak dapat kucium. Tapi, sesaat
Kulihat mawar yang merekah merah, menawarkan keindahan tubuhnya. Tubuhmu,
Walau dengan gontai melangkah dengan lemah dan penuh kebimbangan. Harumnya,
Mencampuri kesepian yang kurasakan lebih lama dari masaknya buah delima.
Apabila namun atau, jika langkahmu yang kuterjemahkan dalam kata-kata ini
Dapat mengisi dan menyirami kegersangan yang pada akhirnya berbunga. Seperti,
Mawar yang kita temui ditaman sebelum tadi. Apakah mampu membuahkan cinta,
“Harapan adalah sebuah pisau bermata dua”
Namun kita hanya anak-anak yang ingin saling ditemani oleh kegembiran. Seperti itu,
Seperti sajak ini.
Cirebon, 2021
–Bantu Rembukan.com agar bisa terus menjadi media yang merangkul penulis-penulis dari desa, dengan cara traktir kami kopi di sini–
Monggo Komentare