Semesta Biru
Setiap kali aku berjalan
menziarahi kenangan
sebuah warna masuk ke mata dan semesta
menjadi biru
pintu langit dan dunia, terbuka
rembulan malam menyala
Jantung angin memompa seluruh ingatan
mengendus dada dan luka
yang hitam bagai batu
di antara cemas dan kehilangan
laut begitu sunyi
rindu tergenang bagai kapal tua yang karam
Ada dengus di balik karang
ketika tiba di ujung kisah yang tak pernah sudah
Bulan Ungu
Bulan pun ungu
seperti warna lipstikmu
yang memanggilku
menempuh malam dan lipatan gaun
tanpa kata dan suara
Maka kuselami anak tangga ke bulan
untuk menjumput mimpi
dan tenggelam
meneguk cahaya purnama
menjadi milikku dan milikmu
Ketika di puncak dan bahasa
segalanya seperti sajak
seluruhnya jadi larik-larik pelangi
Keren puisi dari bang Faris…sukses selalu brooo