
Kami ikrarkan rintih kepada(M)u Sang Tuan
Injakanlah jejak-jejak langkah (M)u di lorong-lorog gang kumuh kami
Tataplah dengan sedu mimpi-mimpi kami yang tersapu air hujan
Dengarkan bisu suara kami yang terhimpit nasib-nasib sempit
Peganglah lutut dan bahu kami yang lelah dipasung matahari
Sampai berapa Desember lagi kami menanak masa pengasingan?
… .
Kami ucapkan segala penyesalan dosa kepada(M)u Sang Tuan
Bukalah lebar-lebar bilik pengampunan kepada kami
Sudah banyak anak cucu kami terjerembab dalam jebakan malam
Telah berlaksa kata umpatan kami berikan sebagai umpan
Dan dengan setia kami mengucap dusta setiap saat
Ampunilah dengan sebuah sabda baru bagi anak cucu kami
…. .
Kami mohon seberkas terang dari(M)u Sang Tuan
Berilah kami seberkas cahaya belas kasihan
Pandulah kami menapaki panggung sandiwara ini
Dan hanyutkan kami dalam dekap hening(M)u yang sejati
(Semarang, 2021)
-Bantu Rembukan.com agar bisa terus menjadi media yang merangkul penulis-penulis dari desa, dengan cara traktir kami kopi di sini–
Monggo Komentare